Labels

Tuesday, July 3, 2012

Ternak Murai Batu Di sangkar Gantung

JUGA BISA DILAKUKAN DI SANGKAR GANTUNG
COCOK UNTUK BREEDING DI PERKOTAAN

Semakin sempitnya lahan di perkotaan membuat kalangan calon penangkar, khususnya pemilik lahan terbatas, kesulitan bagaimana cara mengembangkan penangkaran burung yang akan di ternakkan. Terutama jenis burung murai batu.

Sebenarnya penangkar jenis burung murai batu dikandang sekecil apapun bisa. Dan itu sudah di buktikan oleh Alm. Abun seorang breeder murai batu sukses di Jakarta kala itu. Ratusan anakan yang di produksinya dari hasil breeding di kandang ukuran terbatas. Bahkan beberapa di antaranya dengan model sangkar gantung.


free image hosting

Kini penangkaran model sangkar gantung buat murai batu juga sudah semakin populer dan banyak berhasil di lakukan para penangkar. Iwan Fitriadi breeder di kawasan tangerang banten adalah salah satunya. Dia menggunakan kandang ini karena keterbatasan lahan yang tersedia. Dengan begitu, model penangkaran seperti ini simpel dan praktis, bisa menghemat tempat. Karena posisi sangkar bisa ditempatkan di manapun sesuai yang kita maui. Asalkan aman dari gangguan binatang tikus, kucing dan predator lainnya.

Yang dimaksud penangkar sangkar gantung disini tak lain sangkar burung biasa yang lazim di gunakan untuk murai batu. Bisa sangkar kotak ataupun model bulat, yang penting standar untuk sangkar murai batu, bisa berukuran kurang lebih 60cmx70cmx80cm. Sangkar bambu tersebut di tutup bagian kiri kanannya dengan kain atau penyekat dengan tujuan agar tidak saling melihat dengan pasang sejenisnya atau salah satu burung sejenis.  Itu bila yang di ternakkan lebih dari satu pasang.

Sebagai tempat kotak sarang, bagian belakangnya di lubangi dengan ukuran lebih besar dari badan burung. Di belakangnya di sediakan box cukup dari bahan kardus agar lebih enteng bila di tempelkan di badan sangkar. Di dalam box kardus ukuran 20cmx30cmx10cm ini di tempatkan serabut kelapa atau ranting rumput halus, sebagian di tebar di lantai sangkar.


tiff upload

Keuntungan sangkar gantung ini, yaitu tadi selain bisa menghemat tempat, kandang juga bisa di pindah-pindah sesuai keinginan selera tempat yang di inginkan sang pemilik. Yang penting terlindung dari hujan maupun gangguan binatang yang bisa mengganggunya.  Jadi, meskipun indukan sedang bertelur maupun mengeram, sangkar bisa sambil di turun dan naikkan untuk di bersihkan.

Calon indukan yang siap di masukan di penangkaran seperti ini di usahakan melalui perjodohan terlebih dahulu. Dengan kondisi siap birahi, yang lebih penting menurut Iwan keduanya berkharakter jinak, tidak liar.  Karena burung yang awalnya sudah jodoh dan keduanya jinak akan mudah beradptasi dengan lingkungan sekitarnya.  "Keduanya juga harus mau masuk bak mandi agar mudah terawatnya, karena mandinya kan menggunakan keramba mandi," jelas Iwan.

Setelah berjodoh keduanya akan saling mengangkut sarang dan menyusunnya. Seminggu kemudian akan bertelur. Bilamana telur di buang ada beberapa penyebab, bisa saja kondisi penataan sarang yang membuatnya tidak nyaman atau terganggu dengan melihat burung sejenis di sekitarnya. Pembuatan sarang ini disusun kedua indukan dengan model kasa di bagian bawah dan semakin atas dan di dalamnya semakin luas.

Tidak lama setelah mengangkut sarang, beberapa hari kemudian indukan betina akan betelur. Untuk melihat telur, pemilik tinggal membuka bagian atas box sarang setelah sebelumnya menutup lubang dengan lembaran triplek penutup lubang sarang terlebih dahulu.

Indukan betina akan betelur dua sampai tiga butir, setelah menetas anakan akan di asuh indukannya sampai sepuluh hari, berikutnya anakan di panen dan dimasukkan ke inkubator. Memasuki umur dua minggu anakan sudah bisa di pasangi ring kode pemilik.

Kebutuhan pakan indukan yang sedang bawa anakan di beri porsi cacing lebih banyak. Kecuali di saat mengeram indukan cukup diberi jangkrik dan kroto.  Sedangkan pakan di hari pertama masuk inkubator di beri jangkrik ukuran kecil yang kakinya sudah di bersihkan. Selain itu juga di beri adonan voer yang di aduk dengan kroto bersih.  Eksfood lainnya di berikan potongan cacing.  Anakan burung  di asuh sampai bisa makan sendiri biasanya menginjak di atas satu bulan. Pada umur tersebut, anakan sudah bisa di pasarkan.

Bilamana salah satu di antara indukan sedang mabung, misalnya jantan sedang mabung harus di pisahkan dan di istirahatkan. Bisa juga di kawinkan, tapi setelah betinanya bertelur indukan jantan segera di pisahkan untuk istirahat. Lain halnya bila indukan betinanya yang mabung biasanya tidak akan berproduksi/bertelur. (ade)

3 comments:

  1. Proses penjodohan nya gimana ini bro ?
    apa sama dgn proses penjodohan untuk di kandang besar ?
    thanks before

    ReplyDelete
  2. Mantap om,,,,, ini baru org kreatif , anti flagiat,,,, 4jempol n sukses trus

    ReplyDelete